Translate

Kamis, 18 Oktober 2012

Biografi Singkat: MUSO


Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso lahir: Kediri, Jawa Timur Tahun 1897, Ia adalah seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada Pemberontakan Madiun 1948.

Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di Moskwa Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ini ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka,. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima instruksi langsung dari Moskow untuk melakukan pemberontakan kepada penjajahan Belanda. Musso dan pemimpin PKI lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskow, bertemu dengan Stalin, dan menerima pemerintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Musso akan tetapi berpikiran lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Musso setelah keluar dari penjara pergi ke Moskow, tetapi kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan “barisan popular” yang dipimpin oleh 7 anggota Kongres Comintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Sovyet pada tahun 1936.

Amir Syarifuddin: Pejuang Pembebasan


  
Amir Syarifuddin: Pejuang Pembebasan
Hotman J Lumbangaol
 
Revolusi telah memakan anaknya sendiri. Amir Syarifuddin Harahap (1907-1948), mantan Perdana Menteri ke-2 Indonesia ini menjadi korban revolusi yang dia lahirkan sendiri. Meninggal tragis pada 19 Desember 1948, saat dieksekusi oleh regu tembak bersama sembilan orang tokoh tanpa nama.
Tak banyak literatur dan informasi tentang putra Mandailing ini. Itu sebabnya sosoknya tidak banyak yang tahu, jarang diangkat media. Informasi tentang pesohor ini selalu dibragus. Satu fakta, tahun 1984 Penerbit Sinar Harapan menerbitkan tesis Frederiek Djara Wellem yang dilauncing di STT Jakarta di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat yang berjudul “Amir Syarifuddin; Pergumulan Iman dan Perjuangan Kemerdekaan”. Tidak berapa lama, buku itu di-sweeping masa pemerintahan Soeharto karena dianggap merusak sejarah Indonesia.
Buku biografi tentang Amir Syarifuddin Harahap sesat. Padahal, dialah salah seorang bapak pendiri bangsa dalam memperjuangkan eksistensi NKRI. Padahal, penghargaanya tidak pernah dihargai Negara yang diperjuangkannya.

Sisa Kisah Pemberontakan PKI Madiun 1948


Dear All,

Sesudah pekan olah raga nasional (PON) 1948 di Solo, kota Solo mengalami peristiwa yang kemudian ternyata suatu permulaan keributan besar “Pemberontakan PKI”. Dipimpin Muso dikota Madiun.

Di zaman Revolusi memang kota Solo terkenal sebagai kota “ruwet”, walaupun tampaknya keluar saban malam pertunjukan Sriwedari dimana masyarakat penuh bergembira ria. Tapi dibelakang tabir poltik berjalan pertentangan pertentangan antara partai golongan “Murba” (antara lain anggotanya GRR dan barisan Banteng) dengan partai-partai dari golongan FDR (Front Demokrasi Rakyat terdiri dari PKI, partai buruh, Pesindo dan lain-lain).

Keduanya menamakan diri sebagai partai kiri anti imperialis. Pertentangannya antara lain soal pro dan anti Linggarjati. Selain itu juga pertentangan antara pimpinannya. Pertentangan ini nampak, misalnya dengan adanya perang pamflet GRR dan Banteng yang berbunyi :




Selamat Datang





Selamat datang di Gardu Sejarah, wahana membuka wawasan ke-SEJARAH-an Nusantara sebagai wujud cinta akan Tanah Air Indonesia.
kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli..
kalau tidak dari sekarang, apa lagi yang kita tunggu..

"hanya satu bangsa yang menjadi negeriku,
ia tumbuh dan hidup karena Usaha,
dan Usaha itu adalah Aku"
Untuk mewujudkan rasa cinta terhadap Tanah Air, kesadaran nasional perlu dimiliki oleh setiap manusia Indonesia. Dan salah satu cara untuk mewujudkan sensitif nasionalisme tersebut melalui pembelajaran SEJARAH. Kesadaran Sejarah merupakan salah satu kunci untuk tetap tertanamnya jiwa ke-Indonesia-an, yang berujung pada pembentukan rasa penghargaan, kepedulian, serta kebanggaan sebagai manusia Indonesia.
Melalui media blog ini, saya mencoba mengemas pembelajaran sejarah lebih inovatif dan mencoba semakin mendekatkan kita pada kesadaran akan pentingnya menghargai proses panjang sejarah bangsa Indonesia dengan mengetahui dan belajar rangkaian peristiwa-peristiwa seputar Sejarah Nasional.
Pada bagian ini, akan coba ditampilkan kisah-kisah sejarah berkaitan dengan usaha serta semangat bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru diperoleh-nya terhadap gerakan separatisme (pergolakan & pemberontakan) yang dapat mengancam Integrasi Bangsa sekitar tahun 1948 hingga 1966.
Melalui materi ini kita di ajak merefleksikan bagaimana upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan Integrasi Nasional pada awal kemerdekaan dari kerikil-kerikil serta batu-batu sandungan yang mengganggu proses menggapai Indonesia yang satu dan berdaulat. Serta, mengajak kita untuk merefleksikan, bagiamana seharusnya bangsa ini dibangun untuk mewujudkan amanat UUD 1945 yaitu Kesejahteraan Umum. Indonesia yang adil, makmur, sentosa, gemah ripah loh jinawi.