Musso atau Paul
Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso
lahir: Kediri, Jawa Timur Tahun 1897, Ia adalah seorang tokoh komunis Indonesia
yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada
Pemberontakan Madiun 1948.
Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal
1920-an. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di
Moskwa Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk
menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ini ditentang oleh
beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka,. Pada tahun 1926 Musso
menuju Singapura dimana dia menerima instruksi langsung dari Moskow untuk
melakukan pemberontakan kepada penjajahan Belanda. Musso dan pemimpin PKI
lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskow, bertemu dengan Stalin, dan
menerima pemerintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan
partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional.
Musso akan tetapi berpikiran lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa
pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi
pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin
ditangkap. Musso setelah keluar dari penjara pergi ke Moskow, tetapi kembali
ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan “barisan popular” yang dipimpin
oleh 7 anggota Kongres Comintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan
Indonesia dan kembali ke Uni Sovyet pada tahun 1936.
Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia
melalui Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1948 dia memberikan pidato yang
menganjurkan agar Indonesia merapat kepada uni Soviet. Pemberontakan terjadi di
madiun, jawa timur ketika beberapa militer PKI menolak untuk dilucuti. Pihak
meliter menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan “Republik Soviet Indonesia” pada
tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso sebagai prsiden dan Amir
Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan
oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September 1948, Madiun diambil oleh pasukan
republik dari Divisi Silwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000
orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal 31
Oktober dengan tuduhan hendak melarikan diri dari penjara.
Sumber :
- Harry A. Poeze, Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde: strijder voor Indonesië’s vrijheid : levensloop van 1897 tot 1945
- Rudolf Mrázek, Sjahrir: Politics
and Exile in Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar